Masalahnya Kita Sering Kurang Yakin“. Kalimat ini terinspirasi dari judul artikel dalam majalah tarbawi beberapa tahun lalu. Saya seperti ditegur kala itu. Ya betul. Masalahnya kita sering kurang yakin, sering mengijinkan asumsi yang berakar dari ketakutan/ kecemasan akan ujian hidup lalu menggoyahkan iman dan keyakinan kita. Disadari atau tidak, kita sering menjadikan realitas buruk kehidupan sebagai sumber pemikiran kita. Membuat kita ciut untuk melangkah mempelopori perubahan, yang merupakan konsekuensi dari iman kita. Dimana seharusnya kitalah yang harus bertekad mewarnai hidup, bukan diwarnai oleh realitas hidup. wanita (1) Kekurangyakinan inilah yang membuat banyak kaum Muslim/Muslimah goyah identitasnya. Tanpa keyakinan, kita akan mengisi hari-hari dengan ragu-ragu, coba-coba, akhirnya penuh dengan hawa nafsu, sehingga kehilangan gambaran ideal kehidupan yang harus diperjuangkan. Apa kehidupan ideal itu?yakni kehidupan akhirat dan kehidupan Islami di alam dunia. Dua kehidupan yang perlu dan harus kita perjuangkan dalam hidup ini. Kebahagiaan dunia akhirat. Kekurangyakinan akan dua kehidupan ini juga membuat kita tidak berani bercita-cita besar untuk melakukan perubahan besar dan pembelaan terhadap umat.
Padahal seorang Mukmin itu melihat apa yang ia yakini, bukan meyakini apa yang ia lihat. Seorang ulama Atha’ Al Khurasani tak pernah lupa bahwa keyakinan adalah hasil dari meminta sebelum penemuan kesimpulan dari realitas hidup penuh warna. Maka ia selalu meminta, “Ya Allah, berilah aku keyakinan tentang Engkau. Sehingga ringan bagiku beban dunia. Dan Aku jadi tahu, bahwa tidak ada rezeki yang datang kepadaku, kecuali dari apa yang memang Engkau jatahkan untukku.”
Keyakinan adalah pilar utama dalam struktur kesadaran kita. Sebab dari keyakinan kita akan menggerakkan diri dalam berbagai perjalanan, bahkan perubahan besar jaman. Seorang muslimah yang memiliki keyakinan bahwa perannya sebagai ibu dan istri akan berkontribusi pada masyarakat akan bergerak menjaga dan mewarnai masyarakatnya dengan iman dan identitas Islam. Dalam skala komunal, komunitas Muslimah yang memiliki keyakinan kuat akan Islam akan terus berjuang dari posisinya sebagai kehormatan umat, menjaga identitas masyarakat Islam dan mengiringi geliat kebangkitan umat dengan identitas Islam yang tak tergoyahkan. Cita-cita besar untuk Islam hanya dibangun berdasarkan sistem keyakinan yang kuat, iman yang produktif, keuletan, kesabaran yang luar biasa, dan kesadaran politik Islam. Wahai Muslimah, yakin dan bercita-citalah! ayo berkarya, bergerak dan biarkan Allah Swt yang akan membukakan pintu-pintu besar untukmu! Ukhtukum, Fika Komara #MuslimahNegarawan #EmpoweredMuslimah #MuslimahTimurJauh

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *