@ayuparanitha_
Jahil (جهل) merupakan lawan kata dari ‘alim (علم) dan aqil (عقل). Jahil bisa berarti ignorance (ketidaktahuan/minim pengetahuan) bisa pula berarti mindlessness (tidak berpikir/lack of thought or intelligence). عاقل berarti seseorang yang berpikir, sedangkan جاهل berarti seseorang yang mengambil keputusan tanpa berpikir. جهلت شيء berarti saya tidak mengetahui apa-apa.
Terdapat perbedaan antara mengetahui dan berpikir. Quran complaint about people who don’t think, not necessarily people who don’t know. Banyak tau tidak berarti berpikir dengan benar. Contoh sederhana adalah kisah klasik tentang seorang Badui yang ditanya tentang keberadaan Tuhan. Sesederhana mengetahui keberadaan seekor unta dari jejak kotoran yang ditinggalkan unta. Orang badui ini mungkin tidak memiliki informasi yang banyak, tetapi dia berpikir dengan benar. Berbeda hal nya ketika kita berbicara dengan seorang yang memiliki gelar PhD, bisa saja dia terkena sindrom overdose of knowledge but lose clarity of thinking. Yep, knowledge and thinking not head to head sometimes.
Masa jahiliyah adalah masa sebelum turunnya wahyu. Karena pada dasarnya wahyu berperan dalam menghapuskan kejahiliahan dengan dua hal, yaitu memberi manusia pengetahuan serta memberi manusia kejernihan dalam berpikir.
Di dalam alQuran disebutkan 4 jenis kejahilan dan kejahilan ini disebutkan dalam bentuk mudhof ilaih:
1) Hukm al-jahiliyah
Di dalam alQuran disebutkan
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) mana yang lebih baik daripada (hukum) Allah? Bagi orang-orang yang meyakini?” (QS. Al Maidah: 50).
Hukm jahiliyah berarti pemerintahan jahiliyah. Allah bertanya pada manusia apakah mereka sedang mencari hukum, aturan, keputusan, kebijaksanaan jahiliyah? Jahl merupakan lawan kata dari Aql, dan Aql bukan hanya tentang the act of thinking tapi juga berarti self control. Allah mengkritik governance that lack of control, menetapkan aturan berdasarkan kehendak atau pikiran/prasangka manusia dimana itu sama saja dengan pengambilan keputusan berdasarkan kejahilan.
2) Dhzan al-jahiliyah
Dhzan al-jahiliyah disebutkan di dalam QS. Al-imran ayat 154.
ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَىٰ طَائِفَةً مِنْكُمْ ۖ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۖ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Kemudian setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu. Mereka berkata, “Sekiranya ada sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” Katakanlah (Muhammad), “Meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi hati.”
Pada ayat tersebut dikisahkan dzan al-jahiliyah yg menimpa orang-orang yang lemah imannya. Karena kekalahan kaum muslimin pada perang uhud, mereka bahkan mulai mempertanyakan kebenaran kerasulan Muhammad saw. Jika benar beliau adalah rasul bagaimana mungkin mereka mengalami kekalahan? Kira-kira pertanyaan seperti itulah yang ada pada benak mereka.
Saat keadaan menjadi buruk, orang-orang yang lemah iman nya berpikiran bahwa karena mereka memegang islam, hidup mereka menjadi kacau. Islam menimbulkan kesulitan bagi mereka. Andaikata mereka tidak mengambil Islam, hidup mereka akan lebih baik.
Sebuah contoh, ada seorang pengusaha muslim yg mengelola sebuah restoran, tetapi walaupun dia adalah seorang muslim dia menjual makanan haram. Suatu saat ia memilih kembali pada Allah, tidak menjual makanan haram dan yang ia dapatkan adalah penurunan keuntungan yang sangat signifikan. Dan ia menyesal karena telah melakukan pengorbanan untuk Allah lalu ia menderita kerugian. Ini adalah bentuk dzan al jahiliyah, saat seseorang melakukan sesuatu untuk Allah lalu dia menyesalinya.
3) tabarruj aljahiliyah
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
”dan hendaklah kamu tetap dirumah dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dulu dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
(QS. al ahzab 33:33)
Tabarruj aljahiliyah adalah bentuk kejahilan yg berhubungan langsung dengan perempuan. Mereka berhias sebagaimana orang-orang jahiliyah dulu berhias. Tentu saja adalah hal yang alami ketika seorang perempuan ingin terlihat cantik dan tidak ada yang salah dengan itu. Jika kita perhatikan alQuran, Allah menggunakan kata tabarruj bukan jamil (cantik). Tabarruj berasal dari kata Burj, Burj berarti menara/gedung yang tinggi. Dan gedung pada dasarnya dibangun untuk menarik perhatian khalayak. Secara literal, tabarruj berarti mempercantik diri untuk menarik perhatian orang lain.
4) hamiyata al-jahiliyah
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Fath [48] :26)
Hamiyata al-jahiliyah berarti kesombongan jahiliyah, ia bisa berarti kemarahan, kegirangan didasari oleh jahiliyah, emosi yang kuat, loyalitas, bersikap kasar tanpa alasan. Singkatnya adalah emotion attachment without rationality. Memiliki perasaan yang kuat terhadap sesuatu tetapi pada dasarnya sesuatu itu tidak bernilai.
Contoh dari hamiyata al-jahiliyah adalah pendukung fanatik klub sepakbola. Tidakkah kita lihat kadangkala mereka melakukan tindak kekerasan karena alasan yg tidak rasional?
***
Kita sudah seharusnya bersyukur ketika wahyu telah sampai kepada kita. Akan tetapi, kalam Allah tidak akan mempengaruhi kehidupan kita andaikata kita sebagai pelaku tidak mau mengadopsinya. Jadi yuk mengkaji Islam! dan jangan lupa panjatkan doa semoga kita semua terhindar dari segala jenis kejahiliyahan. aamiin ya Rabb.
Tulisan ini disarikan dari:
Citra satelit dari ImageSat yang menunjukkan pada kita besarnya kerusakan akibat ledakan 2750 ton Amonium Nitrat di #Beirut #Lebanon. Diameter kerusakan 70m terjadi di lokasi kejadian, yakni pelabuhan Beirut, sementara bangunan sekitarnya juga mengalami kerusakan Read more…
Oleh: Fika Komara Kapitalisme Timur Tiongkok semakin eksis tatkala dunia Islam sedang menghadapi multi tantangan dan serangan dari Barat. Eksploitasi isu ISIS, massifnya program counter radicalism (turunan dari conter terrorism), juga berbagai tragedi termasuk yang Read more…
Oleh: Fika Komara Bagian Pertama Transformasi “Campursari” Politik China Terjadinya Perang Candu antara Cina dan Inggris pada tahun 1839-1842 serta dengan semakin cepatnya penetrasi teknologi, budaya, ekonomi, dan politik Barat, mengakibatkan pola tradisional China yang Read more…
0 Komentar