“Covid-19 Hoax Unboxing”

Oleh : Ayu Paranitha, S.Farm, Apt., MT

Ya gimana masyarakat tidak termakan teori konspirasi, mulai dari pendidikan kita tidak barokah ilmunya, dari segi penguasa tidak mengedukasi, ketika mereka berbicara tidak pakai dalil, pakainya pencitraan, ya sudahlah, klop, sempurna, ini adalah lingkungan yang sempurna dalam mengembangbiakkan hoax. Makanya kenapa sekarang dibilang era post truth, orang nggak lagi bicara tentang dalil, tetapi mereka bicara tentang apa yang mereka anggap benar, lalu mereka akumulasi semua informasi, mereka filter berdasarkan kesimpulan yang sudah mereka rancang sejak awal. Ya itulah era post truth.

Tentang motivasi penalaran, kita itu nggak bisa ngobrol sama orang yang udah jatuh cinta sama teori konspirasi, jadi mau seburuk apapun kalau udah fanatik pada satu narasi udah nggak bisa di apa-apain, sama seperti kalau kita dakwah, dakwah itukan poin kita hanya untuk menyampaikan hujjah, masalahnya dia mau nerima atau enggak kan udah terserah dia. Sama juga dalam hal ini, pada akhirnya kita sebagai institusi hanya mampu menyampaikan fakta, dalil, masalah mau nerima apa engga balik lagi ke masalah personal.

Buat saya, yang menyedihkan adalah ketika yang termakan teori konspirasi itu adalah hamlud dakwah, karena seharusnya hamlud dakwah itu adalah orang yang terpercaya, lisannya berhujjah, perkataannya itu adalah argumentasi, maksudnya bisa dijadikan pijakan, karena kalau misalnya pengemban dakwahnya saja sudah termakan hoax, terus umat harus percaya pada siapa? Negara? Negara sudah tidak bisa dipercaya, Korporasi tidak bisa dipercaya, hamlud dakwah tidak bisa dipercaya, lalu kepada siapa umat ini harus berpegang?

Sahabat IMuNe yang belum sempat menyaksikan secara live, bisa mengakses link berikut atau kunjungi Youtube Institut Muslimah Negarawan.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *