Buku yang tengah Anda baca ini adalah termasuk buku yang langka. Isinya adalah tuangan pemikiran pemikiran orisinil yang bersumber dari syari’ah Islam tentang peran muslimah yang bernilai politis dan strategis terhadap peradaban umat manusia. Seiring dengan ditinggalkannya penerapan Syari’ah Islam secara praktis oleh Negara, pemikiran tersebut hari  ini jauh dari benak umat, tertimbun bersama tumpukan kitab-kitab penuh debu. Kondisi ini diperparah dengan adanya serangan pemikiran Barat yang mengerdilkan peran perempuan dalam Islam.  Teladan muslimah negarawan di masa Islam telah digantikan dengan profil perempuan sukses ala ide Barat dengan standar peradaban sekuler yang menghinakan kiprah perempuan sebagai Umm wa Rabbatul Bait.  Mereka opinikan bahwa saat syariah diterapkan, perempuanlah pihak pertama yang akan menjadi korban. Karenanya perlu ada upaya untuk menjawab berbagai tuduhan miring yang mereka lontarkan yang sarat dengan fiksi belaka. Pembaca yang dirahmati Allah … Saat membaca lembar demi lembar di bagian awal buku ini, tak terasa butiran air menetes dari pelupuk mata.  Bersyukur pada Allah, dengan karunia-Nya, menggerakkan ukhti Fika Komara – uhibbuki fillaah – untuk menuliskan gambaran cita-cita besar peran politik perempuan dalam Islam yang agung.  Penulis mencoba untuk menghidupkan kembali gambaran peran dan kiprah muslimah yang sebenarnya, di masa dimana politik Islam telah ditinggalkan Upaya penulis In sya Allah akan membuka kembali jalan yang lama tertutup yang akan ditempuh oleh para aktivis Muslimah yang telah berkomitmen untuk berusaha memperbaiki kehidupan yang rusak oleh peradaban Barat.  Dan berkomitmen untuk mengembalikan peran politik muslimah yang luhur demi kembalinya kehidupan Islam dalam naungan Khilafah.  Semoga semua upaya penulis dibalas setimpal oleh Allah Rabb yang Maha Adil dan Agung, amal sholih yang terus mengalir seiring dengan semakin banyaknya yang membaca buku ini. Dan semoga para pembaca buku ini mendapat kebaikan yang berlimpah.  Amiin Yaa Rabb. Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti ====== Muslimah Negarawan, karya yang ditulis my beloved sister Fika Komara ini menonjolkan perspektif baru sekaligus membekali perempuan muslim menghadirkan perannya secara utuh sesuai panduan ideologi Islam dalam konteks kekinian. Di era globalisasi ide-ide liberal saat ini, memang tak mudah menuntun diri kita untuk mewujudkan peran paripurna sebagai seorang perempuan muslim. Bukan hanya karena begitu derasnya arus yang menentang peran keibuan namun juga karena minimnya konsep yang memandu perempuan mewujudkan perannya dalam semua dimensi tanpa mendistorsi peran istimewanya sebagai ibu yang melahirkan putera-puteri (umm) sekaligus sebagai pendidik generasi (murabbiyah ajyal). Karena itu, buku ini PENTING dimiliki, difahami dan dipraktikkan rekomendasi-rekomendasinya oleh tiap muslimah. Ustadzah Iffah Ainur Rahmah ======   “MENJADI MUSLIMAH NEGARAWAN” : BUKAN BUKU BIASA Tadi pagi, Allah SWT beri kesempatan utk menjadi moderator acara Bedah Buku “Menjadi Muslimah Negarawan” yang diselenggarakan BKIM IPB Bogor. Bagi saya, acara bedah buku ini membuka cakrawala pemahaman lebiiih dalam dan luas tentang komitmen saya sebagai seorang muslimah. Bahwa menjadi muslimah, kita mesti memiliki cita-cita besar yaitu “waja’alanaa lil muttaqiina imaama”, menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. Memiliki cita-cita besar “li isti-naaf hayatil islam”, untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Cita-cita besar, haruslah ditopang dengan kapasitas diri yang mumpuni. Maka, tidak mungkin seorang muslimah bisa mewujudkan cita-cita besarnya, manakala kapasitas dirinya tak pernah di upgrade. Atau manakala ia terkungkung oleh persoalan-persoalan diri, dan tak memikirkan urusan-urusan besar yang terjadi pada ummat. Maka, tiada pilihan lain bagi seorang muslimah, kecuali dirinya mendedikasikan hidupnya utk mengurusi urusan2 ummat Baginda Muhammad saw. Terminologi muslimah yg mengurusi urusan ummat inilah kemudian yang dikenalkan Teh Fika dengan sebutan “Muslimah Negarawan”. Negarawan disini tentu saja bukan konteks politik praktis a la Demokrasi Sekuler. Tapi, negarawan disini adalah seseorang yang (1) memiliki mental pemimpin (2) mampu berpikir skala sistem (3) mampu menjadi problem solver, dan (4) mampu mengendalikan hubungan personal dengan urusan umum keummatan, harmonis antara urusan pribadi dengan urusan dakwah perjuangan. Cita-cita menjadi Muslimah Negarawan merupakan angin segar atas fenomena muslimah saat ini yang diperdaya untuk mengejar cita-cita yang sifatnya materi semata (pragmatis). Trilogi Visi yang harus dimiliki seorang muslimah negarawan, adalah (1) Visi Keilmuan (2) Visi Pergerakan (3) Visi Pendidik Generasi. Namun secara realitas 3 Visi ini menghadapi tantangan zaman. Apa saja tantangan yang harus bisa di urai dan diselesaikan oleh muslimah negarawan? (1) Visi keilmuan, tantangannya : sekularisasi. Muslimah harus tercegah dari belenggu sekularisasi (pendidikan dan kehidupan). Hingga ia terhindar dari berpikir parsial, apolitis dan terpisah dari ummat. (2) Visi Pergerakan, tantangannya : media kapitalistik yg merusak. Kekuatan perspektifnya harus mampu menarasikan ideologi dengan resonansi tanpa batas. Dan memokuskan perhatiannya kpd Ummat. (3) Visi Pendidik Generasi, tantangannya krisis generasi dan pelemahan peran Ibu. Maka, seorang muslimah harus memahami perannya sebagai Ummu Ajyal (Ibu generasi) yang wajib menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Bahkan Teh Fika mengajak para Ibu agar memiliki kecerdasan geospasial. Kesadaran ruang tempat ummat Nabi Muhammad saw ini hidup dan terus tumbuh menjadi Khairu Ummah (Jadi kebayang Parenting Geopolitik. Hehehehe). 3 Visi ini diterjemahkan kedalam 3 misi, yaitu menjadi muslimah yang memiliki (1) intelektualitas peradaban (2) penggerak opini (3) ibu generasi penakluk. Ah, masih banyak hal-hal penting yg dibahas. Pegel juga kalo ditulis semua di FB, hehehehe. Baca saja bukunya yaaa, biar tuntaaass. Yang belum kebagian bukunya, don’t worry.. Buku ini sedang dalam tahap cetak untuk yg kedua. Oiya, buku ini juga rekomendid utk kaum laki-laki/para Ikhwan/para Bapak… karena mimpi besar memiliki keturunan yang shalih, mencetak generasi penakluk, pun ditentukan oleh Bagaimana seorang laki-laki memilih pasangan hidupnya. Sebagaimana contoh yang ditulis dibuku ini tentang Najmuddin Ayyub, ayahanda Shalahuddin Al Ayyubi saat mencari pendamping hidup. Juga bagaimana Khalifah Al Mahdi yang memperistri mantan budaknya, Khaizuran… karena ia adalah perempuan tangguh yang cerdas dan memiliki integritas (Khaizuran = ibunda Khalifah Harun ArRasyid). Jujur saja, sepanjang menyimak pemaparan penulis, Teh Fika Monika Komara, tak henti saya menggerakkan jemari utk menulis di buku catatan. Bagi saya semua hal yang disampaikan adalah hal penting yang harus dipahami oleh seorang muslimah… Jadi, miliki segera bukunya dan hadiri bedah bukunya dikotamu yaa.. Sumber: FB @yulikd_anshory 21082016 ====== Jogja Istimewa dg Muslimah Negarawan Ahad, 28 Agustus kemarin, mungkin salah satu hari yg bisa menjadi sejarah berkumpulnya para #MuslimahNegarawan. Para muslimah yg mendedikasikan diri dan hidupnya untuk ummat. Para muslimah yang bertekad kuat untuk menjadi dan melahirkan para pemimpin bagi orang2 yg bertakwa. Para muslimah yg tidak berhenti menempa diri menjadi intelektual peradaban, penggerak opini dan ibu generasi penakluk…trilogi visi hidup yg luar biasa, meraih sukses hakiki, menjadi lokomotif penggerak yg membawa gerbong kesuksesan bagi ummat, bukan sekedar sukses semu yg hanya berlatar materi, gelar, profesi dan prestasi…untuk diri sendiri… Dan sepertinya saya baru tersadar, itulah seharusnya cita-cita besar kita…semakin tersadar bahwa angin sekulerisme pun bisa berhembus pd mereka yg mengaku pengemban dakwah, memisahkan antara cita2 pribadi dg cita2 ummat, padahal keduanya bisa diselaraskan… Tak ada rizki yg terindah, selain diizinkan olehNya untuk bertemu dan mendapat ilmu dr orang2 yg luar biasa, dan Dia membukakan jalan agar kita bisa mjd lebih baik melalui lisan, amal dan karya2 orang2 yg dikirimkanNya di sekitar kita… dan mbak Fika Monika Komara adl salah satunya… sebuah karya yg powerful utk para muslimah tangguh yg bertekad mjd pioneer peradaban agung… Betewe, kayaknya jurusan ‘negarawan’ akan mjd jurusan favorit kalo ada kelas yg mau buka, soalnya ketua DPR Ade Komarudin lagi stres ‘ngrasakke’ para anggota dewan yg tidak memiliki kapasitas yg diharapkan, makane trus ngusulke ada sekolah parlemen… gkgkgk… Fira demen banget sama gantungan kuncinya, langsung dicantolin di tas helo kiti nya, temennya yg lain gantungannya kartun, punyak dia udah muslimah negarawan….gkgkgk…. Jazakumullah semuanya, semoga kita berkumpul dan berpisah hanya karena Allah semata…. Amiin…. Sumber: FB Fira Admojo

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *