Assalamualaikum IMuNers,
Salah satu fenomena yang dapat membentuk kultur tone deaf (infografis 3) adalah narsisme. Ketika menganggap dirinya adalah pusat semesta dan selalu benar, maka yang terjadi adalah anti kritik, haus atensi dan tidak peduli sekitarnya. Menutup diri dari koreksi, tidak gentle mengakui kesalahan, apalagi meminta maaf. Bahkan cenderung mudah menyalahkan orang lain. Wah, menyebalkan sekali ya orang model begini. Parahnya, narsisme menjadikan dia merasa perilakunya ‘tidak menyebalkan’, sekalipun bikin ‘mual’ sejagad. Dan kultur digital semakin membuka jalan pandemi narsisme. Unjuk diri melalui foto, video, teks dengan reward berupa likes, share, komentar, follower, hingga ‘fyp’ atau bahkan viral.
Kira-kira, IMuNers menemukan fenomena begini nggak di media sosial? Mmm… influencer atau pejabat misalnya? *Ups
Selanjutnya bisa disimak ya dalam rilis infografis ke-4 seri riset “Perilaku Digital Berisiko” tentang ‘Narsisme’ oleh Departemen Media dan Dakwah Digital, Institut Muslimah Negarawan.

0 Komentar