Oleh : Crafty Rini Putri

Narasi palsu feminisme terus digulirkan di kalangan perempuan milenial. Pergerakan feminis milenial di kampus-kampus semakin nyata. Mereka menilai kampus sebagai tempat civitas akademika yang nyatanya belum sepenuhnya menjadi ruang aman dari sexual abuse and harassment (kekerasan dan pelecehan seksual).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh kolaborasi Tirto.id, The Jakarta Post dan VICE Indonesia pada 2019 terdapat 207 kesaksian penyintas sexual abuse sejumlah 174 yang di antaranya terkait dengan institusi kampus. Karenanya gerakan perempuan Mahardika bekerjasama dengan kampus Untuk menggiring isu feminisme menuju hari perempuan internasional.

Sejarah hari perempuan internasional diganyang sebagai gerakan menuju perubahan atas diskriminasi terhadap perempuan. Pergerakan perempuan feminis sudah dimainkan dengan diratifikasinya CEDAW (Convention of the Elimination of All forms of Discrimination Women) pada tahun 1984. Di Indonesia sendiri cikal bakal feminisme diperkenalkan oleh gerakan IS (Istri Sedar) pada tahun 1930-an.

Silahkan klik link disini untuk makalah lengkapnya:


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *