Oleh : Crafty Rini Putri
Diah Pitaloka (aktivis feminis milenial) dalam Webinar Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI) pada 4 Januari 2021 lalu mengangkat isu pendekatan feminis dalam kebijakan new normal di Indonesia. Menurutnya, perempuan masih berhadapan dengan masalah diskriminasi dan ketidakadilan gender. Diperkuat oleh Sri Mulyani, MenKeu RI yang menyebutkan akibat diskriminasi perempuan telah mengalami dampak tidak proporsional dalam menghadapi pandemi. Contohnya pada pembagian peran gender, banyak perempuan bekerja di sektor perawatan dan kesehatan yang mengakibatkannya berisiko tinggi terpapar virus covid-19. Juga meningkatnya kasus KDRT. Sehingga dibuat kebijakan yang dirancangkan agar memberi benefit pada perempuan dan memastikan inklusifitas.
Menurut Sri gender equality akan berpengaruh pada membaiknya perekonomian Indonesia. Sehingga banyak kebijakan Kementrian Keuangan dengan targetnya adalah perempuan. Seperti dilansir oleh JurnalPerempuan.Org, program PKH diberikan pada 10 juta rumah tangga yang 90% penerimanya adalah perempuan sebagai kepala keluarga.
Berbagai kebijakan Sri ini demi menghalau dinamika yang timbul dari pemulihan ekonomi perempuan di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data Kemenaker dan Jamsostek 2020 mencatat segregasi gender, sejumlah 623.407 perempuan kehilangan pekerjaannya disebabkan pandemi. Tingginya angka pengangguran karena PHK atau dirumahkan ini akhirnya menjadi beban tersendiri bagi perempuan dalam urusan finansial rumah tangganya. Belum lagi beban berat mendidik anak di rumah dengan pembelajaran daring yang ditetapkan Kementrian Pendidikan merata pada hampir seluruh sekolah di Indonesia.
Untuk membaca makalah lengkapnya bisa di download disini:
0 Komentar