(Catatan Geopolitical Trip Selat Makassar – tim Kalsel)

Kalimantan Selatan dengan peradaban sungainya memiliki profil geopolitik yang unik. Sungai memang selalu memiliki nilai geostrategis jika kita belajar dari banyak peradaban sungai lainnya, seperti sungai Nil atau sungai Mekong.

Jejak penyebaran Islam sejak era Sultan Suriansyah yang menyusuri sungai di tanah Banjar telah membentuk konektivitas masyarakat Muslim di sepanjang aliran Sungai Nagara dari Hulu Sungai hingga hilirnya di kota Banjarmasin. Walhasil, masyarakat sepanjang aliran sungai itu sejak lama memiliki konektifitas dan daya respon yang padu, sejak era tradisional hingga hari ini yang terus diakselarasi oleh teknologi transportasi darat dan digital

Koneksi sosial historis ini menurut saya adalah modal sosial untuk melakukan perubahan. Belum lagi di sepanjang aliran sungai itu terdapat pesantren dengan banyak ulama kharismatik yang mewarisi sejarah dakwah Islam di tanah Banjar. Masya Allah

Abad ini, saat era kapitalisme sekuler melanda tanah Banjar, menimbulkan kerusakan lingkungan, sosial hingga mental, sudah seharusnya modal sosial ini terus dihidupkan, menyala dalam denyut nadi dakwah Islam. Kemampuan merespon isu-isu geostrategis keumatan dengan ajaran Islam menjadi tantangan terbesar, agar karakter religius masyarakat Banjar tidak hanya berhenti di tataran ritual…

Kota seribu sungai ternyata memiliki makna sejarah serta kekuatan geopolitik ke dalam (inward) yang besar. Hal ini belum lagi ditambah dengan posisi hook Kalimantan Selatan antara Laut Jawa dan Selat Makassar yang memberi bobot geopolitik secara outward. Wah masya Allah, geopolitik aliran sungai punya kekuatan luar dan dalam!

NB: Jazaakunnallah khair tim Kalsel atas presentasinya ❤️
tabarokallahu lakunna

ukhtukum,
Fika Komara


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *