Kota Wisata Cibubur merupakan area permukiman skala besar yang dikembangkan oleh PT Sinarmas Land sejak tahun 1997 di atas lahan sebesar 1.500 Ha. Kota Wisata Cibubur didesain sebagai Kota Mandiri modern yang dilengkapi oleh ragam fasilitas untuk melengkapi kebutuhan 12.000 penghuni aktif, seperti fasilitas kesehatan bertaraf internasional, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, fasilitas pendidikan, serta sentra bisnis yang menyebar diseluruh Kota Wisata. Fasilitas yang disediakan tidak hanya dapat melayani penghuni Kota Wisata saja, tetapi luar Kota Wisata bahkan masyarakat Jabodetabek (Amalia, 2019). Secara administratif, zonasi Kawasan Kota Wisata Cibubur berada pada Desa Bojongkulu, Desa Limus Nunggal, dan Desa Ciansana Kecamatan Gunung Putri, serta Desa Nagrak Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Hartati (2012) menyatakan penataan permukiman di Kawasan Kota Wisata Cibubur adalah kondisi ideal bagi penghuni internal kawasan, meskipun kalangan eksternal kawasan, bisa saja menganggap ini bukan kondisi yang ideal.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penghuni permukiman mewah, permukiman masyarakat lokal yang permanen, maupun non permanen. Lokasi bermukim responden berada di internal Kawasan Kota Wisata dan eksternal area Kota Wisata Cibubur, dengan interval usia 22 tahun hingga 55 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, 85,7% dalam proses penelitian ini adalah perempuan dan 14,3% adalah laki-laki. Berdasarkan durasi lama bermukimnya, responden yang peneliti temui memiliki jawaban variatif. Berdasarkan jenis pekerjaannya, responden yang peneliti temui baik di dalam maupun luar Kawasan Kota Wisata memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, ibu rumah tangga, pekerja informal, BUMN, dan kalangan mahasiswa
Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Kota Wisata secara mayoritas merasakan bagus, aman, nyaman, membuka lapangan kerja baru, dan kemudahan akses menjangkau aktivitas kebutuhan sehari-hari masyarakat. Berdasarkan hal ini, dapat dinyatakan bahwa pembangunan mayoritas responden beranggapan bahwa pembangunan Kota Wisata memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, baik yang bermukim di dalam kawasan kompleks, maupun di luar kompleks Kota Wisata.
Hasil riset dengan pendekatan mix method dan menemukan 4 poin utama sebagai berikut:
Berdasarkan uraian pembahasan, kesimpulan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
- Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Kota Wisata secara mayoritas merasakan bagus, aman, nyaman, membuka lapangan kerja baru, dan kemudahan akses menjangkau aktivitas kebutuhan sehari-hari masyarakat. Hal ini kemudian menjadi temuan yang menarik dan sekaligus membantah penelitian Tartari et al (2021) yang menyatakan bahwa upaya beautifikasi dianggap oleh penduduk berpenghasilan rendah sebagai ancaman terhadap ruang hidup mereka sendiri. Pada penelitian ini, upaya beautifikasi di Kawasan Kota Wisata tidak dianggap oleh penduduk berpenghasilan rendah atau penduduk lokal sebagai ancaman terhadap ruang hidup mereka sendiri. Sebagian penduduk lokal menganggap kawasan ini sebagai lahan mata pencaharian. Disisi lain, peran sentral masjid yang aktif di tengah kehidupan Kota Wisata mampu memberikan gambaran bahwa tidak semua pembangunan permukiman elit memberi dampak segregasi sosial terhadap permukiman masyarakat lokal. Kesadaran para pemukim di permukiman elit untuk memakmurkan masjid dan menghidupkan syiar Islam di kompleksnya ternyata mampu membantu mengurangi dampak segregasi sosial pada masyarakat lokal sekelilingnya.
- Fenomena fragmentasi spasial yang terjadi di Kawasan Kota Wisata Cibubur dicirikan utama dengan pembangunan tembok tinggi pembatas dan fenomena gated community. Kondisi ini merupakan impilikasi dari perencanaan kota mandiri yang didesain khusus bagi siapapun yang mampu membayar lebih (Permanasari et al, 2024). Pada sisi yang lain, kondisi ini kemudian menjadi titik celah bagi masyarakat internal kawasan yang dikenal religius melalui aktivitas memakmurkan masjid, namun memiliki sensor yang lemah pada temuan enclave kemaksiatan prostitusi di sekitar eksternal kawasan. Keberadaan enclave kemaksiatan tersebut justru disadari eksistensinya oleh sebagian masyarakat luar kawasan yang resah dengan aktivitas tersebut.
Rekomendasi
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
0 Komentar