Geopolitical Map IMuNe
Edisi 02/ Agustus 2019

Literasi Geopolitik

Bulan Juni 2019 Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bangka Belitung memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat 7 kilogram dan pil ekstasi 4.787 butir. Bayangkan saja 7.000 gram ini, jika dikonsumsi lima orang per 1 gram maka dapat menjangkau 35 ribu orang yang teracuni dengan asumsi memakai di waktu yang sama.

Ancaman terbuka dari eksternal terhadap generasi Muslim di Bangka Belitung, sangatlah nyata. Diprediksi oleh BNNP Bangka Belitung terdapat 15.000 orang di Bangka Belitung yang aktif menggunakan narkoba saat ini, BNNP Babel sudah menyatakan Darurat Narkoba untuk Babel dengan penduduknya yang berjumlah 1 jutaan jiwa.

Jutaan jiwa generasi Muslim telah teracuni narkoba. Hasil survei BNN di 13 provinsi di Indonesia tahun 2018 yang bekerja sama dengan LIPI diketahui sebanyak 2,3 juta orang pelajar dan mahasiswa terlibat dalam narkoba. Sementara kelompok pekerja sebanyak 1,5 juta orang. Bayangkan total sudah 3,8 juta jiwa! Astaghfirullah ! 😣⛔

Pola penyelundupan narkoba di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, tak bisa dilepaskan dari keberadaan sindikat narkoba di the golden triangle (segitiga emas), yang meliputi negara Thailand, Laos, dan Myanmar, dengan Sungai Mekong menjadi jalur penyelundupannya. Hal ini linear dengan posisi Babel yang terbuka dari jalur laut.

Penyelundup dari tiga negara ini memang aktif mengedarkan narkoba, khususnya jenis kokain dan heroin. Sementara itu, produsen sabu masih berada di China.

Dari kasus Babel ini kita belajar, bahwa bisnis haram narkoba meski ilegal tapi semakin hidup menggurita, ini karena watak kapitalisme yang menempatkan keuntungan bisnis di atas segalanya. Walhasil peredaran narkoba kian mudah masuk dan merasuk kepada putra-putri umat Islam, merusak jiwa dan raga mereka.

Dalam Islam penjagaan terhadap akal, jiwa dan kehormatan umat adalah prioritas terpenting dalam penerapan visi politiknya yakni mengatur urusan-urusan umat dengan Aqidah dan Syariah Islam.

Inilah visi politik yang dibutuhkan umat hari ini. Sebuah visi yang dituding radikal, dan katanya melemahkan pendidikan generasi. Tapi tudingan itu telak terbantahkan karena sang penuding justru tidak bisa menyembunyikan kegagalannya melindungi jutaan pemuda dari narkoba!

Ukhtukum,

Fika Komara
CEO Institut Muslimah Negarawan


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *