Oleh : Yul Rachmawati dan Lestari Admojo
Summary
Sejarah selalu berbicara bagaimana aktivisme umat Islam selalu mewarnai berbagai upaya pengusiran penjajahan, pembebasan penindasan, penentangan kedzaliman, hingga upaya menyebarkan dakwah dan mengembalikan kehidupan umat Islam yang terenggut oleh pengusaan orang-orang kafir imperialis atas mereka. Sayangnya, seringkali perjuangan dakwah umat Islam dipandang sebagai musuh yang harus disingkirkan, hatta oleh penguasa muslim itu sendiri. Penguasa yang sejatinya tidak lagi tunduk pada kepentingan umat Islam namun mengikuti sistem dan arahan kapitalisme sekuler. Termasuk dalam era digital saat ini. Aktivisme umat Islam era digital pernah mempengaruhi pergerakan menuju perubahan seperti Arab Spring di Timur Tengah dan Gerakan 212 di Indonesia. Potensi pergerakan umat era digital direspon oleh banyak rezim dengan represi digital melalui berbagai macam kebijakan, sekalipun dalam iklim demokrasi. Wacana demokrasi digital yang digaungkan nyatanya menunjukkan fakta yang sebaliknya, bahwa era digital semakin membuka peluang rezim demokrasi mengarah pada rezim otoriter dengan berbagai kebijakannya. Era digital bahkan semakin membawa kelemahan sistem demokrasi menelorkan rezim otoriter yang bahkan dapat melakukan teror dan pengintaian digital terhadap komunitas rentan seperti jurnalis, aktivis, dan siapapun yang kritis terhadap penguasa.
0 Komentar