Executive Summary dan Key Insight

“Kidfluencers” – Anak yang memiliki pengikut besar di media sosial – menyumbang sekitar $8 miliar dari industri periklanan di media sosial dan diperkirakan akan meningkat hingga $15 miliar pada 2022. Problem negatif kidfluencer agaknya wajib menjadi perenungan bagi para orang tua, terutama bagi seorang muslim. Terlebih dalam era dimana ajaran agama wajib dipegang teguh di tengah gempuran pemikiran yang menyerang dari berbagai sisi. Bukan menjebak anak-anak menjadi generasi yang mudah baper, inferior, konsumtif, bahkan rentan depresi. Tujuan riset kidfluencer adalah untuk mengetahui respon responden terkait fenomena platform digital dan kidfluencer, serta mengkaitkannya dengan aspek tinjauan fiqh Islam, telah psikososial tumbuh kembang anak dan literasi digital untuk mendukung penyiapan generasi masa depan peradaban. Riset dilakukan selama periode November-Desember 2021 menggunakan metode survey online. Survei dilakukan dengan menyebarkan link form berbasis platform Google Forms kepada responden melalui media sosial. Tiga kelompok pertanyaan diajukan berkaitan dengan 1) Dunia Digital dan Kekhawatiran Orang Tua; 2) Fenomena kidfluencer dan 3) Arah Strategi Penyiapan Generasi Era Digital. Hasil survey tersebut mengungkap kepedulian orang tua dan para pendidik tentang fenomena kidfluencer.

Laporan selengkapnya dapat dibaca pada file dibawah ini:

Kategori: Publikasi

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *