
Food Estate merupakan program pemerintah terintegrasi mencakup tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Area food estate adalah sisa dari lahan “Program Sawah Sejuta Hektar” yang telah dirintis di era orde baru 30 tahun silam. Total luas lahan yang akan digunakan untuk program food estate adalah 165.000 Ha. Area lahan ini merupakan kawasan aluvial dan lahan eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) di Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun jika dilihat secara realitasnya, ternyata Kalimantan Tengah bukan termasuk wilayah lumbung pangan masyarakat yang potensial secara nasional. Hal tersebut sebagaimana disebutkan pada data Kementerian Pertanian (Per 3 Juni 2020), bahwa lumbung pangan masyarakat (LPM) di Kalimantan Tengah hanya 42,48 Ton. Angka ini termasuk dalam skala interval paling rendah jika dibandingkan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki LPM > 150 ton.
Dari segi aspek kelayakan lahan, lahan eksisting yang menjadi lokasi food estate saat ini di Kalimantan Tengah merupakan rawa yang didominasi gambut dengan ketebalan > 3 meter (30%) dan < 1,5 meter (25%). Secara teoritis, lahan gambut dangkal (<1 meter) dapat dijadikan sebagai lahan yang layak tanam. Sementara lahan gambut dalam (> 1 meter) lebih diarahkan pemanfaatannya untuk fungsi hidrologi. Jika disesuaikan dengan eksisting lahan Kalteng yang ditunjuk sebagai area pemanfaatan food estate, maka lokasi tersebut tidak tepat. Apalagi ketika Tahun 2015 kemarin, lahan di Kabupaten Pulang Pisau telah mengalami kebakaran mencapai 98.784,73 Ha (hanya 1 kecamatan yang tidak mengalami kebakaran yaitu Banama Tingang).
Ancaman degradasi lingkungan yang tinggi dalam penyelenggaraan Food Estate di Kalimantan Tengah, nampak kurang diperhatikan pemerintah. Hal ini karena ambisi Pemerintah untuk menjadikan food estate kalteng sebagai lumbung pangan bagi ibukota baru, meskipun kelayakan teknisnya kurang memenuhi standar. Pemerintah bahkan telah memastikan, bahwa rencana pindah ibu kota baru tetap berlanjut di tengah pandemi corona. Betapa terlihat jelas, bahwa food estate di Kalimantan Tengah lebih mengutamakan unsur kepentingan, bukanlah sebuah kegentingan di tengah wabah saat ini.
Geopolitical Map IMuNe edisi Oktober 2020
Kartografer: Despry dan Ulfah
Ilustrasi: Ulfah @qabicho
Narasi: Despry
0 Komentar