
Banyak yang bertanya pada saya apa hubungannya geopolitik dan kaum ibu?
Keduanya sebenarnya dihubungkan oleh pemikiran/ tsaqafah Islam. Penghubung yang telah lama putus, diputus oleh proses deislamisasi dan sekulerisasi oleh kolonial Barat. Sekulerisasi yang menimpa semua dimensi kehidupan umat termasuk merasuknya paham feminis pada kaum Muslimah dan mengakarnya konsep geopolitik sekuler yang memecah belah negeri-negeri Muslim dengan paham nasionalisme.
Padahal sebelum penghubung itu diputus, kaum Ibu Muslimah memiliki kesadaran politik Islam yang sangat tinggi. Ini terlihat dari kepeduliannya terhadap umat dalam perkataannya seperti: “Apakah tentara Islam mendapat kemenangan?” sebelum ia menanyakan keadaan anaknya/suaminya yang ada di antara tentara itu (Kitab Fikrul Islam)
Masya Allah. Kesadaran seperti ini hanya dimiliki oleh kaum Ibu yang faqqih fid-Diin, yang paham agama mereka dan fokus pada apa yang menjadi kewajiban agung mereka dari Sang Pencipta
Kaum ibu yang mematri sabda Baginda Rasulullah di dadanya, bahwa beliau pernah bersabda;
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَقد غَزَا (رواه أبو داود)
“Barangsiapa mempersiapkan seorang pejuang (ghazi) di jalan Allah, maka dia telah berperang. Dan barangsiapa menggantikan pejuang tersebut dalam keluarganya, maka dia telah berperang” (HR. Abu Daud)
Dr. Fika Komara
CEO Institut Muslimah Negarawan (IMuNe)
===
Bagi sahabat yang belum menyaksikan #launching buku #GeopolitikIbu silakan klik 📎
https://youtu.be/50NskJkY9ks
0 Komentar