Islam di Riau dan Kepulauan Riau sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari rakyatnya. Bahkan di Riau, Suku Melayu identik dengan Islam. Jadi meskipun seseorang berasal dari suku lain namun beragama Islam, maka tetap dijuluki Melayu, maka populerlah istilah Melayu-Jawa, Melayu-Sunda, Melayu-Minang. Sebelum Islam datang, Riau dikuasai kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan Melayu kuno yang beragama Hindu dan Budha. Kejatuhan Sriwijaya meninggalkan warisan mandala-mandala yang ingin berdaulat. Salah satunya, Kemaharajaan Melayu yang dimulai dari Kerajaan Bintan-Tumasik pada abad ke-12, lalu memasuki periode Melayu-Riau pada masa Kesultanan Melaka pada abad ke-14 hingga 15, Kesultanan Johor-Kampar abad 16-17, dan berakhir pada masa Kesultanan Riau-Lingga abad 18-19. Mulai Kesultanan Malaka inilah Islam berkembang dengan pesat. Kekuasaan Kesultanan Malaka hingga sampai ke Jambi.
Selain itu juga ada kesultanan Siak. Kesultanan Siak ini wilayahnya juga luas karena meliputi Riau dan Kalimantan Barat. Sejarahnya, Kesultanan Siak Sri Indrapura yang berdiri di Riau punya daerah cukup luas. Wilayah Kesultanan Islam tersebut juga menjangkau daerah Sambas di Kalimantan Barat lewat pelayaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peninggalan sejarah berupa makam dan rumah adat kerajaan Siak di Sambas, Kalimantan Barat.
Sedangkan di Kepulauan Bangka Belitung, Proses Masuknya Islam tidak terlepas dari unsur masuknya kesultanan Johor, kerajaan Minangkabau, dan Banten. Kaum saudagar yang berlayar dari dan ke selat Malaka singgah dan memenuhi stok air bersih di Pulau Bangka. Penyebaran Islam di Bangka Belitung (khususnya di Pulau Bangka) baru teridentifikasi pada abad XVI yang dibuktikan dengan kedatangan Sultan Johor dan Panglima Perang Tuan Sarah serta Raja Alam Harimau Garang dari Minangkabau yang mengemban misi untuk menumpas bajak laut (lanun/lanon) sekaligus menyebarkan Agama Islam yang berkedudukan di Bangka kota dengan mengangkat Panglima Sarah sebagai Raja Muda di Pulau Bangka. Kemudian dilanjutkan dengan priode ulama Banten yang berakhir pada sekitar separuh lebih dari abad XVII atau sejak wafatnya Bupati Nusantara pada tahun 1671.
Selanjutnya, penyebaran dan dakwah Islam di Pulau Bangka kemudian dilanjutkan oleh Kesultanan Palembang yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Abdurrahman, menantu Bupati Nusantara. Sampai di periode ini (Kesultanan Palembang) penyebaran Islam berlangsung lamban karena hampir dari seluruh sultan Palembang lebih terfokus pada eksploitasi bijih timah ketimbang secara intensif menyebarkan Islam di Pulau Bangka.
Penduduk di Provinsi sekitar Selat Karimata
Gambar 3. Peta Kepadatan Penduduk
- Kepulauan Riau
Distribusi penduduk di Provinsi Kepulauan Riau paling banyak terdapat di Kota Batam, yaitu sebanyak 737.533 jiwa sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Lingga, yaitu sebanyak 88.332 jiwa. Namun jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas masih tergabung di dalam Kabupaten Natuna. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna.
- Kepulauan Bangka Belitung
Provinsi Bangka Belitung pada tahun 2008 memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.122.526 jiwa dengan distribusi penduduk laki-laki sebanyak 592.612 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 529.914 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota Pangkal Pinang, yaitu sebesar 1.570 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebesar 36 jiwa/km2.
- Jambi
Kabupaten di Provinsi Jambi yang termasuk ke dalam lingkup wilayah Kawasan Bentang Laut Anambas adalah Kabupaten Tanjungjabung Barat dan Kabupaten Tanjungjabung Timur. Jumlah penduduk di Kabupaten Tanjungjabung Barat lebih banyak dibandingan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Tanjungjabung Timur.
- Kalimantan Barat
Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya, yaitu sebanyak 493.213 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kabupaten Kayong Utara, yaitu sebanyak 91.168 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota singkawang, yaitu 348 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kabupaten Ketapang, yaitu 13 jiwa/km2.
Daerah Perbatasan Laut dan Darat di Selat Karimata
Gambar 2. Bentang Laut di Selat Karimata
Dari empat provinsi di Selat Karimata, ada dua provinsi yang memiliki perbatasan langsung dengan negara lain baik batas darat maupun laut. Dua provinsi itu adalah Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.
- Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah Barat. Provinsi ini termasuk provinsi kepulauan di Indonesia. Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar, dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.
- Provinsi Kalimantan Barat termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak – Entikong – Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan.
Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.[4] Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Sementara dua provinsi berikutnya yakni Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi hanya memiliki batas domestik dengan provinsi lain.
- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
- Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara, 2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini.
0 Komentar